Evaluasi Kepemimpinan Halmahera Barat.

Editor: KritikPost.id

Sketsa: Jerizal Petrus

(Sebuah Refleksi Menjelang Pilkada 2024)

Oleh: Jerizal Petrus

Saya memulai tulisan ini dengan mengajak kita semua untuk tetap postive thinking  dalam membaca tulisan ini. Tulisan ini hanya berusaha mengganggu nalar-nalar kritis para pembaca untuk berpetualang dalam mengekplorasi fakta dan data politik di Halmahera Barat. 

Mungkin ada yang berpendapat bahwa mengapa tulisan-tulisan semacam ini baru muncul untuk memicu diskusi pada saat sekarang ini? Jawabannya singkat, ya, karena ini adalah momentum yang tepat. Karena hanya inilah momentum yang tersedia bagi masyarakat untuk melalukan evaluasi kritis terhadap sebuah proses politik-pemerintahan. Karena itu, mari kita membaca dengan perspektif positif supaya kita bisa menemukan reasoning  yang tepat dalam tulisan ini. 

Tahun 2024 ini kebanyakan daerah di Indonesia termasuk Halmahera Barat kembali dihadapkan pada kesempatan penting untuk memilih pemimpin yang akan membawa daerah ini maju dalam lima tahun ke depan. Tapi alangkah-baiknya, sebelum kita menentukan pilihan, perlu adanya evaluasi terhadap pemerintahan saat ini. Positive thinking saja evaluasi ini bukan untuk kritik semata, tetapi sebagai refleksi yang akan membantu kita semua dalam memilih dan menentukan pemimpin yang lebih ideal di masa mendatang.

Mungkin penglihatan dan analisis kita berbeda. Tetapi kita harus jujur bahwa selama lima tahun terakhir, Halmahera Barat telah mengalami berbagai dinamika kepemimpinan yang patut diperhatikan. Harus diakui bahwa sekecil apapun itu pemerintah saat ini sudah ada upaya untuk memajukan infrastruktur dasar, seperti jalan raya dan fasilitas umum. Oleh karena itu  patut diapresiasi, karena tanpa infrastruktur yang memadai, pembangunan di sektor lain sulit dilakukan. Walaupun pembangunan infrastruktur yang tidak merata. 

Kita juga harus jujur bahwa sektor pariwisata pun demikian, ada peningkatan walaupun tidak signifikan tetapi pemerintah sudah berusaha mengembangkan beberapa destinasi lokal untuk menarik wisatawan, meskipun kebanyakan hanya wisatawan lokal. Promosi pariwisata yang sangat minim dan tidak kreatif, karena tidak ditunjang dengan infrastruktur yang memadai, sehingga minat dan partisipasi masyarakat lokal pun sangat kurang terhadap pembangunan pariwisata, dan karena itulah pendapatan utama daerah dari sektor pariwisata sangatlah minim. 

Tidak bisa juga berbangga diri dengan capaian-capaian sederhana itu, karena masih ada sejumlah tantangan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang belum sepenuhnya teratasi dan terpenuhi. Harus jujur bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan masih belum merata dan harus diakui pembangunan terkonsentrasi di beberapa wilayah saja, sementara daerah-daerah terpencil masih kesulitan mengakses layanan dasar. Sebut saja misalnya akses jalan ke Loloda yang belum merata sampai ke desa-desa belum terkoneksi. Ketimpangan ini menjadi penghalang besar bagi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah-daerah pedalaman-terpencil. 

Di sektor kesehatan, juga kita harus jujur terlihat dengan jelas kegagalan pemerintah karena terbatasnya akses masyarakat tehadap layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari kekurangan tenaga medis bahkan sampai obat-obatan pada puskesmas di daerah-daerah pedalaman-terpencil. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa program-program pemerintah melalui dinas kesehatan yang direncanakan tidak mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Jika demikian maka dapat dipastikan tingkat kesehatan masyarakat khususnya di daerah pedalaman-terpencil ada pada level yang memprihatinkan atau dengan kata lain sungguh mengkhawatirkan. Belum lagi bila diungkap beberapa kejanggalan praktik di RSUD Jailolo yang mengundang banyak tanya. Tidak berhenti disitu, masih ada lagi yaitu soal kesejahteraan tenaga medis dan para dokter. 

Harus diapresiasi, langkah tanggap pemerintah sudah berupaya menghadirkan Rumah Sakit Pratama yang konon ceritanya dibangun di Loloda sebagai salah satu daerah terpencil. Tetapi pada akhir-akhir ini mengundang banyak protes dari masyarakat karena direncanakan akan dipindahkan lagi oleh pemerintah daerah. 

Di sisi lain, sektor ekonomi masih belum mengalami perbaikan yang signifikan. Ketergantungan yang tinggi pada sumber daya alam tanpa adanya diversifikasi ekonomi yang memadai membuat perekonomian daerah rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Keterbatasan dalam mengembangkan sektor industri kreatif, pertanian berkelanjutan, dan usaha kecil menengah (UKM) membuat peluang ekonomi bagi masyarakat masih sangat terbatas.

Harus jujur bahwa kepemimpinan saat ini belum sepenuhnya berhasil mengatasi masalah sosial yang ada. Kualitas pendidikan di Halmahera Barat masih membutuhkan perhatian serius. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, termasuk pemerataan akses pendidikan di seluruh pelosok daerah, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Karena itu kita juga harus jujur bahwa sebenarnya Halmahera Barat dalam sektor pendidikan mendapat Raport Merah. 

Isu lain yang perlu menjadi perhatian adalah masalah transparansi dan partisipasi publik. Selama ini, partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan masih terbatas. Padahal, partisipasi aktif warga sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Oleh karena itu, mari kita pikirkan pemimpin yang ideal untuk periode 2024-2029, kita harus mencari sosok yang tidak hanya melanjutkan upaya-upaya pembangunan yang sudah ada, tetapi juga mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada saat ini. Pemimpin yang diperlukan adalah mereka yang memiliki visi jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan manusia dan ekonomi yang berkelanjutan.

Memang benar pemimpin tidak akan mungkin bisa menyenangkan semua warga masyarakat. Tetapi paling tidak kita membutuhkan pemimpin yang mampu mendengarkan keluhan masyarakat, yang tidak hanya bekerja untuk hasil jangka pendek tetapi juga berani merencanakan untuk masa depan. Seorang pemimpin yang peduli, berintegritas, dan inovatif, yang mampu merubah wajah Halmahera Barat yang lebih baik lagi, dengan mengedepankan kepentingan masyarakat di atas segala-galanya.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Barat di tahun 2024 ini adalah kesempatan kita sebagai masyarakat Halmahera Barat untuk memilih dan menentukan pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi Halmahera Barat. Dengan evaluasi yang jujur terhadap kepemimpinan JUJUR saat ini, membuat kita bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan, memastikan bahwa lima tahun ke depan, Halmahera Barat akan dipimpin oleh sosok yang benar-benar siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dengan optimal.

Semoga tahun 2024 ini Halmahera Barat menemukan pemimpin yang berkualitas yang mampu membawa Halmahera Barat menjadi Kabupaten yang dapat bangkit dari ketertinggalan. Pemimpin yang berkualitas adalah cerminan kualitas masyarakat. Jadilah pemilih yang cerdas dan berkarakter tangguh supaya kita menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan berkarater tangguh. 

Bersambung pada topik berikutnya....!!!

be_positive

(")

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.