Peran Perempuan dalam Gereja

Editor: KritikPost.id

Oleh : Winda Penina 
(Kader GMKI Cabang Sintan)



"Ketulusan hati membawah pemulihan"

SAAT mendengar kata Gereja, orang-orang pasti akan mendefinisikan gereja yang berbentuk bangunan. Namun yang sebenarnya “gereja” yang sesungguhnya adalah kita setiap orang-orang percaya. 1 Corinthians 3:16-17 berkata “16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 17. Jika ada orang yang membinasahkan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu adalah Kamu.” Dalam Kamus Alkitab mengartikan “bait Allah” adalah “tempat ibadah”. 

Tempat ini dipakai untuk beribadah kepada Tuhan, tempat untuk orang percaya bersekutu kepada Tuhan. Dalam perjanjian baru bait Allah adalah orang-orang yang percaya kepada-Nya sebagaimana Kristus telah mengubahkan tubuh kita menjadi rumah yang maha kudus dan suci. Tubuh, hati, dan batin kita adalah bangunan rumah Tuhan yang sejati. Karena tubuh kita adalah bait Allah maka Roh Allah diam di dalam hati kita. Roh Allah akan tinggal disetiap orang yang percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu ketika kita melakukan dosa, ada rasa bersalah, karena ada Roh Allah yang diam di dalam diri kita. Jadi jagalah tubuhmu dengan baik sebab kamu adalah bait Allah.

Sebagai perempuan yang merupakan bait Allah, gerejanya Tuhan kita harus melakukan yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Dimana bait Allah (gereja Tuhan) adalah setiap orang yang percaya kepada-Nya. Jadi sebagai perempuan kita harus melakukan peran yang terbaik buat sesama orang percaya. Ada berapa tokoh Alkitab yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi perempun dalam menjalankan perannya bagi sesama dan untuk kemuliaan Tuhan, mereka adalah : Maria saudara Marta dan Lazarus Yohanes 12:1-8 menceritakan tentang Maria saudara Marta dan lazarus yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal. 

Maria memberikan apa yang ia miliki, dan sangat berharga baginya. Maria memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan menunjukan cintanya kepada Tuhan. Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya lalu meminyaki kaki Yesus dengan rambutnya sendiri. Menurut perhitungan Yudas, minyak narwastu yang dipakai Maria dapat dijual sebesar 300 Dinar. Satu Dinar adalah upah harian bagi pekerja. Jadi 300 Dinar adalah upah seorang pekerja selama 1 tahun. Angap saja upah harian pekerja 1 hari adalah RP 100.000,00 X 300 menjadi 30.000.000,00. Sangat mahal bukan. Maria memberikan apa yang berharga yang dimilikinya untuk Yesus. 

Di Israel jika ada tamu yang berkunjung maka tuan rumah akan menyambut tamunya dengan membasuh kaki si tamu dengan air atau menyekanya dengan kain. Maria bukan memakai air biasa, melainkan minyak wewangian yang mahal dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya sendiri. Kita sebagai perempuan pasti tahu, rambut adalah mahkota seorang perempuan. Tindakan Maria adalah pemberian hidup sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Maria menyatakan cintanya kepada Yesus, cinta yang besar. Tindakan Maria adalah teladan yang dikehendaki Allah bagi kita sebagai perempuan, dimana kita harus memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan melakukan yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. 

Tindakan Maria ini adalah tindakan yang tulus, yang tidak mengharapkan keuntungan. Contoh dan teladan dari Maria ini, dimana kita sebagai perempuan harus memberikan yang terbaik. Bukan berarti tentang barang yang mahal, atau sesuatu yang berharga, tapi bagaimana kita menjadi surat Kristus untuk orang sekeliling kita. Ibarat buku yang harus dibaca agar tau isinya bagus atau menarik. Begitu juga perempuan kristen yang menjadi surat Kristus, dimana orang sekeliling kita melihat tingkah laku kita, tutur kata, motiasi kita. 

Pertanyaannya, “apakah kita sudah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan?, apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk kemulian Tuhan?, apakah tutur kata kita, motivasi kita, dan tindakan sehari-hari kita memberkati orang sekeliling kita?”. Dengan kita menjadi surat Kristus melakukan ha-hal baik, tutur kata yang sopan, motivasi yang baik untuk orang sekeliling kita, kita melakukan yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Mari berbenah diri, yang sekarang mungkin masih menjadi batu sandungan buat orang sekeliling, belajar untuk menjadi berkat. Bagi yang pelayanan digereja, bukan hanya tenang menjadi singer, MC tapi tentang bersih lingkunagan gereja lakukanlah yang terbaik.

RIBKA : 

Di kejadian 24:13-27 kita bisa menemukan teladan yang diberikan Ribka. Ribka adalah wanita yang sangat cantik, tapi bukan hanya cantik diluar saja, dia rajin dan moralnya bersih. Suatu sore, setelah mengisi gucinya, seorang pria tua mendekatinya dan berkata “Tolong beri aku sedikit air dari tempayanmu.” Apa yang dilakukan Ribka, dia segera menurunkan guci dari pundaknya dan memberinya minuman, tidak hanya sedikit, tapi sampai puas. Dia melihat bahwa pria ini punya sepuluh unta dan palungan tempat untuk menyimpan air kosong, Ribka ingin berbuat sebisanya untuk menolong pria tersebut. 

Ribka berkata “Baiklah unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” Ribka tidak menawarkan sedikit air untuk sepuluh unta ini, tapi dia mau memberi mereka sampai puas minum. Bayangkan saja, seekor unta yang sangat kehausan bisa meminum lebih dari 95 liter air (coba cek di google, jika meragukan saya. Hehehe). Jika sepuluh unta ini sangat haus, berarti Ribka perlu berkerja berjam-jam untuk memberi unta minum. Poinnya adalah Ribka rela menghabiskan waktunya dan bekerja keras untuk berbuat baik kepada pria tua yang baru dia kenal. Kita bisa belajar dari teladan Ribka. 

Di zaman sekarang, banyak perempuan yang bersifat egois. Jangankan untuk menolong orang yang baru di kenal, menolong sesama teman atau kerabat yang sudah lama kenal saja banyak yang malas-malasan. Jangan menjadi pencinta diri sendiri dan tidak mau repot membantu orang lain. Perempuan kristen tidak boleh seperti itu, kita perlu memikirkan contoh Ribka yang rela bolak-balik ke sumur untuk menolong pria tua tersebut. 

Sifat seperti Ribka ini sudah langka sekarang, itu alasan mengapa kita sebagai perempuan kristen perlu meniru iman wanita yang cantik dan baik hati ini. Dengan beriman kepada Allah kita harus berbuat baik. Contoh teladan yang pertama Maria memberikan yang terbaik untuk Tuhan, sekarang kita belajar dari teladan Ribka yang mau berbuat baik kepada sesama, bukan hanya kepada sesama yang berbuat baik kepada kita, tetapi kepada orang-orang yang mungkin tidak bisa membalas kebaikan kita.

ESTER :

Kalian pasti tau, Ester mana yang saya maksud disini. Ya benar, Ratu Ester. Ester adalah seorang gadis Yahudi yatim piatu yang diangkat anak oleh Mordekhai, paman atau saudara ayahnya (Ester 2:7). Ester harus keluar dari lingkungan yang dikenalnya dan meninggalkan orang yang telah membesarkan dan yang dikasihinya, yaitu pamannya, Mordekhai, karena ia kini ditempatkan di istana Raja Ahasyweros. Setelah Ester ditetapkan sebagai ratu, raja Ahasyweros menunjuk seorang yang jahat untuk mengurus urusan kerajaannya. Orang itu bernama Haman, ia membenci orang-orang Israel. 

Paman Ester, Mordekhai mengetahui isi hati Haman dan tahu bahwa Haman membenci orang Israel. Haman memanipulasi dan memakai berbagai cara agar ia dapat menduduki posisi kekuasaan dari mana ia akan dapat menghancurkan orang-orang Yahudi, sehingga Mordekhai meminta bantuan Ester untuk mengatasi persoalan ini. Ester mempertaruhkan nyawanya dan memutuskan untuk menghadap raja atas nama bangsa yang dikasihinya, Israel, tidak peduli akibat apa yang akan terjadi pada dirinya. Siapa pun yang menghadap raja tanpa dipanggil akan di hukum mati (Ester 4:11). 

Ester meminta Mordekhai untuk mengumpulkan orang-orang Israel agar bersama-bersama berpuasa selama tiga hari dan mendoakan dia (Ester 4:15-17). Keberanian dan iman kepada Allah merupakan bukti iman percaya yang telah dimiliki wanita ini dalam Allah yang hidup. Allah menguasai setiap aspek kehidupan untuk menempatkan posisi setiap manusia, pemerintah, dan situasi. Kita tidak pernah tahu apa yang sedang Tuhan lakukan, tapi mungkin saatnya akan tiba ketika kita menyadari mengapa kita telah melalui pengalaman-pengalaman tertentu, atau bertemu dengan orang-orang tertentu, atau tinggal di daerah-daerah tertentu atau belanja di toko-toko tertentu, atau melakukan perjalanan-perjalanan tertentu. 

Ester adalah pelajaran bagi kita sebagai perempuan untuk memiliki sikap bijaksana, berani, dan tidak egois. Ester dikatakan biaksana, sebelum dia datang menghadap raja Ahasyweros, dia berdoa kepada Tuhan dan berpuasa. Dia sadar bahwa dirinya manusia biasa, tidak ada apa-apanya tanpa Tuhan. Ester orang yang berani, ia rela mempetaruhkan nyawanya untuk bangsa yang dikasihinya. Sikap tidak egoisnya Ester dapat dilihat, dimana Ester tidak diam saja saat melihat bahwa bangsanya dalam masalah, ia mencari solusi dengan nekat menghadap raja. 

Kita sebagai perempuan, dimana ketika melihat sesama kesusahan dan terlibat dalam masalah kita harus bijaksana dalam mengambil keputusan dan libatkan Tuhan, berani mengambil langkah dan menyuarakan kebenaran, tidak egois ketika melihat orang memerlukan bantuan. Ingat kita ini adalah anaknya Allah, Perempuannya Allah, baitnya Allah, sudah sepatutnya kita menjadi berkat buat orang sekeliling kita. Ingat gereja bukan tentang bangunannya, tapi tentang kita orang-orang yang percaya kepada-Nya. Mari sama-sama menjadi perempuan kebanggaan Allah, yang memiliki peran dan pengaruh baik buat orang-orang sekeliling kita. God bless you. ("").

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.