Partisipasi dan Kontribusi Kaum Puan di Era Digital

Editor: KritikPost.id

Oleh : Samantha Anjelica Marshelia, Pengurus Komisariat UBK GMKI Jakarta.


SERING berkembangnya zaman,teknologi pun tak pernah henti berkembang hingga saat ini.Terutama semenjak pandemi Covid-19 merebak,teknologi dan masyarakat semakin melekat dan tak dapat,bersekolah,bekerja, mengikuti kursus, konsultasi dengan dokter atau psikiater, hingga transaksi jual dan beli.

Namun, walaupun teknologi sudah berinovasi sejauh ini nyatanya berdasarkan analisa PBB masih ada sekitar 37% perempuan yang tidak dapat mengakses internet, meski pun populasi perempuan melebihi setengah dunia. Kebanyakan dari perempuan pengguna internet merasa tidak aman dalam menggunakan internet.

Hal ini sangat disayangkan,mengingat seharusnya para kaum perempuan dapat mengeksplorasi lebih jauh lagi minat dan bakat mereka dengan kemudahan dari bantuan akses internet. Sehingga para kaum perempuan dapat berkreasi dan berinovasidalam hal pembangunan dan pengembangan masyarakat yang membawa dampak pada negara juga dunia.

Saat ini partisipasi kaum perempuan dalam berkarir telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perempuan lebih banyak memasuki angkatan kerja, mencapaipendidikan yang tinggi, dan menempati posisi manajerial dan eksekutif. Namun, meski pun dengan adanya peningkatan ini, kesenjangan gender masih ada dalam hal penghasilan, kesempatan promosi, dan akses ke posisi kepemimpinan.

Perempuan masih menghadapi diskriminasi dan stereotip gender di tempat kerja, dan sering kali harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pengakuanya sebanding dengan rekan pria mereka. Untuk meningkatkan partisipasi wanita dalam karir dan memastikan kesetaraan gender di tempat  kerja,organisasi dapat mengambil beberapa langkah, termasuk : Membuat kebijakan yang memungkinkan fleksibilitas kerja dan dukungan keluarga yang seimbang antara wanita dan pria. Menyediakan pelatihan dan pengembangan karir untuk wanita. Meningkatkan keberagaman ditempat kerja dan memastikan bahwa wanita diwakili dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan

Menjalin kemitraan dengan kelompok advokasi wanita dan organisasilainnya untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak wanita ditempat kerja. Dengan upaya bersama dari organisasi, pemerintah, dan masyarakat,partisipasi wanita dalam karir dapat terus meningkat dan mencapai kesetaraan gender yang sebenarnya di tempat kerja.

Menurut data Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada tahun 2020,tingkat partisipasi tenaga kerja global untuk perempuan berusia 25-54 tahun adalah 63,9%, sedangkan tingkat partisipasi tenaga kerja global untuk laki-laki pada kelompok usia yang sama adalah 86,9%.Artinya,proporsi perempuan yang bekerja masih lebih rendah dibandingkan laki-laki diseluruh dunia hanya sekitar 23%.

Namun, perlu juga dicatat bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir,terutama dinegara-negara yang sedang berkembang. Selain itu, peran perempuan dalam dunia pekerjaan juga semakin beragam dan banyak yang telah mencapai posisi-posisi penting di berbagai sektor. 

Meskipun demikian, masih ada banyak kendala dan hambatan yang dihadapi perempuan dalam mencapai kesetaraan dalam dunia pekerjaan. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi peran perempuan di dunia pekerjaan, diantaranya adalah: 

Diskriminasi gender : Diskriminasi gender adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi peran perempuan di dunia kerja. Diskriminasi dapat terjadi dalam bentuk gaji yang lebih rendah, kesulitan dalam mencari pekerjaan dan mendapatkan promosi, serta kesulitan dalam mengakses pelatihan dan pengembangan karir. 

Peran tradisional gender : Dalam beberapa budaya, perempuan masih diharapkan untuk memainkan peran tradisional yang terbatas pada peran rumah tangga dan pengasuhan anak. Hal ini dapat membuat perempuan sulit untuk mencari dan mempertahankan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak. 

Tuntutan keluarga : Tuntutan keluarga seperti merawat anak dan anggota keluarga lainnya,dapat membatasi waktu dan fleksibilitas perempuan dalam bekerja.

Kurangnya dukungan dan akses ke sumber daya : Perempuan seringkali tidak memiliki akses yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pelatihan, dan sumber daya lainnya yang dapat membantu mereka dalam mencapai kesuksesan didunia kerja.

Budaya kerja yang tidak ramah perempuan : Budaya kerja yang tidak ramah perempuan,seperti kekerasan atau pelecehan seksual di tempat kerja, dapat membuat perempuan merasa tidak aman atau tidak nyaman ditempat kerja.

Perbedaan geografis : Di beberapa daerah atau negara, perempuan mungkin menghadapi kendala tertentu dalam mencari pekerjaan,seperti akses yang terbatas keinfrastruktur atau kesulitan dalam menavigasi lingkungan kerja yang berbeda secara budaya.

Semua faktor tersebut dapat memengaruhi peran perempuan didunia pekerjaan. Namun, dengan dukungan dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat secara umum, perempuan dapat diuntungkan dan mampu mencapai kesetaraan dalam dunia kerja. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah membawa perubahan signifikan pada dunia pekerjaan,termasuk peran perempuan didalamnya. 

Berikut adalah beberapa perkembangan perempuan di era digitalisasi pada saat ini.

Peningkatan akses kepekerjaan dan peluang bisnis : Dengan adanya teknologi dan internet,perempuan sekarang dapat bekerja dari mana saja dan dapat mengakses pekerjaan dan peluang bisnis yang sebelumnya tidak tersedia bagi mereka. Hal ini membuka pintu bagi perempuan untuk mengembangkan karir dan bisnis mereka sendiri.

Fleksibilitas kerja : Digitalisasi juga telah mengubah cara kerja, memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi perempuan.Dengan kemampuan untuk bekerja dari jarak jauh,perempuan dapat menyeimbangkan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga.

Peningkatan partisipasi perempuan dibidang STEM : Bidang teknologi dan sains telah lama didominasi oleh laki-laki. Namun, dengan adanya program dan kampanye untuk meningkatkan partisipasi perempuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), perempuan sekarang semakin aktif dibidang teknologi dan inovasi.

Peningkatan kesadaran tentang kesetaraan gender : Dalam era digitalisasi, isu kesetaraan gender semakin diperdebatkan dan diskusikan secara luas. Hal ini telah membantu meningkatkan kesadaran tentang kesenjangan gender di tempat kerja dan mendorong perusahaan dan pemerintah untuk mengambil tindakan untuk menguranginya.

Akses ke pendidikan dan pelatihan : Digitalisasi juga memberikan akses lebih mudah kependidikan dan pelatihan, terutama bagi perempuan di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses ke sekolah atau pelatihan secara tradisional. Hal ini dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kualifikasi perempuan di dunia kerja.

Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi perempuan diera digitalisasi, termasuk kesenjangan upah, keamanan data pribadi, dan stereotip gender yang masih terjadi di industri teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk memperkuat kesetaraan gender dan memastikan bahwa teknologi dan digitalisasi memberikan manfaat yang sama bagi semua orang,tanpa terkecuali.

Perempuan Mengalami Perkembangan yang Signifikan pada Saat ini di Berbagai Bidang, Antara Lain :

Peningkatan partisipasi dalam dunia kerja : Di banyak negara, perempuan semakin aktif berpartisipasi di dunia kerja dan mencapai posisi-posisi yang lebih tinggi. Hal ini dapat di lihat dari meningkatnya jumlah perempuan yang mengejar pendidikan tinggi dan memilih untuk bekerja dibidang yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.

Peningkatan keterwakilan politik : Perempuan juga semakin aktif dalam politik dan memperjuangkan hak-hak mereka. Sejumlah negara telah melihat peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen dan pemerintahan, serta adopsi undang-undang yang mendukung kesetaraan gender.

Kemajuan dalam kesehatan dan kesejahteraan : Perkembangan medis dan peningkatan kesadaran kesehatan telah membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan akses kepelayanan kesehatan reproduksi,dan kemajuan dalam penelitian kesehatan perempuan.

Peningkatan partisipasi dalam olahraga: Perempuan semakin aktif berpartisipasi dalam olahraga, baik sebagai atlet maupun sebagai penonton. Hal ini didukung oleh peningkatan kesadaran akan pentingnya olahraga untuk kesehatan dan kesejahteraan, serta adopsi kebijakan yang mendorong kesetaraan gender didunia olahraga.

Peningkatan kesadaran akan isu-isu gender:Perempuan semakin aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan mengangkat isu-isu gender kepermukaan. Hal ini didukung oleh adopsi kampanye dan gerakan seperti; "MeToo" dan"TimesUp", yang membantu meningkatkan kesadaran akan pelecehan seksual dan ketidakadilan gender.

Meskipun demikian, perempuan masih menghadapi banyak tantangan, termasuk kesenjangan upah, kekerasan gender, diskriminasi, dan akses terbatas ke pendidikan dan peluang ekonomi.Oleh karena itu,terus ada perjuangan dan upaya yang perlu dilakukan untuk memastikan kesetaraan gender dan menciptakan dunia yang lebih inklusif bagi semua orang. ("").

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.