Terjun Ke Dunia Politik, Nazlatan Ukhra Kasuba Memerdekakan Diri sebagai Perempuan

Editor: KritikPost.id

Nazlatan Ukhra Kasuba, Bh


Oleh : Pemred Kritikpost.Id

Perempuan Dalam Ruang Politik 

Memulai catatan ini, saya ingin mengutip kata ibu Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), menurutnya, bahwa perjuangan bangsa Indonesia dalam menuju kesetaraan gender dapat dimulai dari memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menyuarakan gagasannya. 

Tidak hanya didengar, pula harus diterima. Dimulai dari lingkup terkecil, contohnya keluarga, hingga pada kehidupan sosial pada umumnya . Pun, akan sangat baik jika perempuan juga diberikan kesempatan untuk menempati posisi strategis atau bahkan menjadi pemimpin.

Kalimat ini diucapkan saat tengah merefleksikan usia kemerdekaan Indonesia yang ke-75 pada Tahun 2020 kemarin. Nampaknya, maksud dari ungkapan ini untuk memberikan pengertian kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa menuju pada suatu kemajuan negara harus didukung oleh berbagai faktor-faktor penting, termaksud kebebasan 'perempuan'.

Meski demikian, persoalan gender hingga hari ini terus menjadi pergumulan bangsa Indonesia. Baik itu dalam kehidupan rumah tangga, pendidikan, budaya dan apalagi dalam ruang-ruang politik. Hal ini mestinya direspon secara serius, bukan hanya perempuan, tapi juga membutuhkan keterlibatan semua pihak. Mengapa tidak? 

Faktanya, masih ada perilaku-perilaku diskriminasi atau bahkan tradisi-tradisi yang menyudutkan perempuan dalam ruang-ruang politik. Semisalnya, perekrutan perempuan dalam Partai Politik (Parpol) dalam menjemput momentum Pemilihan Umum (Pemilu), mereka hanya dijadikan sebagai pelengkap ataupun pemenuhan administrasi sesuai ketentuan Undang-undang.

Dalam konteks inilah, Indonesia harus terus berbenah untuk mewujudkan kemerdekaan Negara Republik yang lebih merdeka lagi, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang saya muat pada awal catatan ini. 

Namun juga harus dibarengi dengan kesadaran dari dalam diri perempuan, sehingga mereka tidak terkontaminasi dengan paradigma-paradigma yang seolah menyudutkan mereka dalam ruang-ruang politik. Jika tidak, maka akan dapat mematahkan semangat perjuangan untuk menjadi perempuan yang merdeka.

Di Maluku Utara secara khusus, perempuan perlahan-lahan telah menempati berbagai posisi strategis, baik itu di lembaga Eksekutif maupun Legislatif. Malahan hingga ke tingkat pusat. Lihat saja distribusi perempuan di Maluku Utara pada sepuluh Kabupaten dan Kota. Ada yang menjabat sebagai Kepala Dinas, juga DPRD yang dimulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga pusat.

Hal ini tentu merupakan sebuah pencapaian-pencapaian luar biasa yang dicapai oleh wilayah Maluku Utara. Meski dengan angka yang masih terbilang sedikit, paling tidak sudah ada kesadaran dari masyarakat dan khususnya bagi perempuan itu sendiri, untuk keluar dari paradigma buruk yang menyudutkan mereka. Pencapaian ini harus terus didorong sehingga mengalami peningkatan angka perempuan dalam ruang-ruang politik.


Nazlatan Ukhra Kasuba dan Politik 

Tidak terlalu banyak yang mengenal siapa sebenarnya sosok Nazlatan Ukhra Kasuba, bahkan jarang dirinya didiskusikan dalam ruang-ruang publik. Meskipun dia adalah anak orang nomor satu di Maluku Utara. Namun akhir-akhir ini, nama itu muncul dalam pembahasan jelang Tahun Politik 2024 mendatang. Lalu seperti apa sosok Nazlatan Ukhra Kasuba?

Nazlatan Ukhra Kasuba, pada umumnya hidup seperti perempuan lain. Merasa ada sesuatu yang menjanggal, ketika hidup sebagai seorang perempuan. Berada dalam tekanan dan cengkraman budaya yang seolah memenjarakan perempuan. Apalagi, tumbuh besar dan diayun dengan budaya Tobelo-Galela (Togale). Namun dirinya tidak meredupkan semangat juangnya sebagai perempuan.

Hal tersebut bisa dilihat dari tekadnya dalam menempuh pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi, tepatnya di International Islamic University Malaysia, Bachelor Degree Psychology, Kuala Lumpur, Malaysia.

Rasanya tidak cukup hanya belajar secara formal di jenjang pendidikan yang dimulai dasar hingga ke tingkat Perguruan Tinggi yang digelutinya, sehingga sosok Nazlatan ini terus mengasah potensi dirinya dalam ruang-ruang belajar yang lain. Diantaranya pernah menjadi Assistant Program Manager ASEAN Youth Initiative (Malaysia), yang dihadiri oleh Mahasiswa dari Negara ASEAN (Malaysia, Singapore, Indonesia, Brunei, etc). 

Delegasi dan menjadi Moderator di Acara Indonesia Student Association untuk area ASIA OCEANIA Symposium, pada tahun 2017, yang diselenggaran di Taiwan, Taipei. Delegasi sekaligus Pemateri di acara ASEAN Synergy Student program, yang membahas tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN, serta dihadiri oleh Mahasiswa BEM perwakilan Setiap daerah Di Indonesia, perwakilan Mahasiswa Indonesia dari luar negeri (Turki, Singapura, Brunei, Paris, Malaysia) dan beberapa kegiatan lainnya. 

Merasa tidak cukup dalam melatih dan menambah ilmu serta pengalamannya, Nazlatan pun bergabung dengan beberapa organisasi dan menjadi pengurus, seperti; Ketua II, Persatuan Pelajar Indonesia se Malaysia (2016 –2017), Assistant Head Publication of PSYCSTA (Psychology Student Association) IIUM (2012 –2013), Anggota International Biro SRC (Student Representative Council) IIUM (2012-2013) dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Keluarga Mahasiswa Nahdatul Ulama (2014-2015).

Sejumlah pengetahuan yang ditimbah dari negeri seberang serta pengalaman dimilikinya yang mumpuni itu, rasanya akan menjadi sia-sia jika tidak dikontribusikan bagi daerahnya, yakni Maluku Utara. Nazlatan kemudian dikabarkan akan terjun kedalam dunia politik, melalui dirinya ikut menjadi Caleg DPRD Provinsi Dapil Halmahera Utara dan Pulau Morotai. Lantas mengapa Nazlatan memilih ke dunia politik?

Margaret Thatcher, seorang politikus Britania Raya dan pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dengan masa jabatan terlama sepanjang abad ke-20, mengungkapkan bahwa, “Dalam politik, jika Anda ingin sesuatu dikatakan, tanyakan pada seorang pria; jika Anda ingin sesuatu dilakukan, mintalah pada seorang wanita".

Kalimat ini tergambar pada sosok Nazlatan Ukhra Kasuba. Sebab baginya, dengan terjun kedunia politik ruang-ruang dalam melakukan kebaikan semakin terbuka lebar. Hal inilah kemudian ada semangat dan tekad yang kuat dari putri Gubernur itu untuk terlibat dan terjun secara lansung dalam dunia politik, melalui dirinya mengikuti kontestasi sebagai Calon DPRD Provinsi Maluku Utara, Dapil Halut-Morotai.

Menariknya, meski menjadi anak nomor satu di bumi Moloku Kieraha, namun dalam melakukan agenda silaturahmi sebagai bentuk konsolidasi-konsolidasi kecil yang dilakukan bersama masyarakat di Halmahera Utara dan Morotai, sedikit pun dia tidak menggunakan kekuasaan sang ayah sebagai gubernur. Karena benar-benar untuk menjadikan dirinya sebagai perempuan yang merdeka.

Maka untuk mendukung paradigma perempuan yang ingin terus berjuang demi kebebasan bagi kaumnya, Nazlatan Ukhra Kasuba memilih jalan politik sebagai titik perjuangan memerdekakan perempuan dari praktek-praktek diskriminasi. Karenanya mengakhiri catatan ini, saya ingin mengungkapkan salah satu pepatah bijak yang mengatakan : 

“Jika kita tidak mempunyai harta banyak yang bisa disedekahkan, maka pakailah pikiran bahkan tenaga untuk membantu dan mendorong orang-orang baik, demi kepentingan kemaslahatan umat, khususnya para perempuan di Maluku Utara". ("").

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Copyright © 2021 KritikPost.id | Powered By PT. CORONGTIMUR MEDIA GRUP - All Right Reserved.