Menangislah Bidan Natalia Faicio
Oleh : Melky Molle
19 November 2022 adalah momen penting dimana aspirasi masyarakat disalurkan lewat pelaksanaan Pilkades di desa Lata-lata. Proses pendaftaran, screning, sampai pada penetapan bakal calon kades berjalan baik, tanpa hambatan dengan menghadirkan 5 calon kades,sampai pada pemilihan atau pemungutan suara di TPS tanpa keributan.
Pilkades Lata-lata berjalan seperti yang diharapkan oleh pemerintah daerah Halmahera Selatan. Sungguh menggugah hati, ketika putusan penyelenggara dan bupati Halmahera Selatan terdengar miring tanpa konfirmasi dari pihak penyelenggara ditingkat Kabupaten.
Karena itu, masyarakat desa Lata-lata dan Cakades no urut 4 sebagai peraih suara terbanyak, berbondong-bondong membelah laut, mendatangi penyelengara Kabupaten untuk dimintai keterangan atas daftar nama yang akan dilantik untuk desa Lata-lata, bukan nama Cakades peraih suara terbanyak, tetapi peraih suara terbanyak kedua.
Calon Kepala Desa Natalia Faici menceritakan saat dilaksanakannya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang menyentuh hati. Cakades Lata Lata Nomor Urut 4, Natalia Faici kepada wartawan corongtimu.com.Kamis (12/1/2023), tentang kenyataan yang ia terima saat ini.
Dengan air mata , Natalia Faici menceritakan, perjuangannya menghadapi Pemilihan kepala desa hingga memenangkan pertarungan dengan meraih 184 suara adalah upaya bersama keluarga besar dan masyarakat.
Bahkan hajatan enamtahunan itu saya harus bertarung dengan 4 orang laki-laki (Cakades) saya sendir perempuan, sementara dalam proses pertarungan itu, dirinya sedang mengandung 8 Bulan, tentu ini juga sangat berpengaruh terhadap baiknya secara sikologi. Tapi karena semangat dan dorongan masyarakat, saya hanya berdoa supaya anak saya sehat-sehat seperti yang saya dan suami saya inginkan. Bersama masyarakat saya harus ikut terjun memprotes tuan-tuan besar atau penyelenggara dan bupati memperjuangkan kemenangan masyarakat Lata-lata. Karena saya sadar, bahwa kemenangan saya adalah kemenangan masyarakat Lata-lata. Tapi pada akhirnya perjuangan ini tidak dapat membuahkan hasil yang positif. Sungguh sangat memprihatinkan. Meski menang telak di desa, tapi dikalahkan dengan satu tepukan tangan tuan-tuan, baik penyelenggara maupun Bupati. Sambil menangis Natalya menceritakan perjuangannya bersama masyarakat.
Natalia Faici ditumbangkan melalui gugatan Sengketa Pilkades. Natalya dinyatakan kalah lewat Putusan Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades Halsel dengan alasan SIPOL KPU, (terdaftar di partai politik).
Karena itu, perempuan Kelahiran Tahun 1990 , sudah resmi dinyatakan bukan anggota Partai Politik (Parpol) merujul pada Surat Keterangan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Halmahera Selatan Nomor: 120/E/DPC-31.10-C/VIII/2022) pada tanggal 13 Agustus 2022.
Dalam Surat Keterangan Dewan Pimpinan Cabang PDI-Perjuangan Halsel, bahwa catatan/daftar anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, bersangkutan tidak lagi berstatus sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dalam jangka waktu 5 (Lima) Tahun terakhir sejak Tanggal 31/12/2015.
Karena merasa dirinya dijatuhkan oleh lawan politiknya, dan ia sudah berupaya selesaikan dengan surat keterangan dari DPC PDI-Perjuangam Halsel maka ia berani mengambil sikap dengan mencalonkan diri sebagai Cakades Lata Lata. Tapi ternyata masih saja dicegah setelah menjadi Cakades Terpilih, dirinya dikejutkan bahwa dirinya masih terdaftar di Sipol saat menghadapi gugatan Sengketa Pilkades Halsel.
Setelah itu, Cakades Perempuan itu dengan cepat langsung melakukan koordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Pimpinan PDI-Perjuangan Halsel. Natalya sampaikan bahwa dari KPU Halsel menegaskan aturan, nama yang dicatut dalam Sipol bisa terhapus setelah 3 Bulan. Bahkan KPU Halsel juga mengeluarkan Surat Keterangan pada 9 Desember 2022 dengan Nomor : 151/PL.01.1-Kt8204/2022.
Jadi surat keterangan KPU Halsel itu, bahwa yang bersangkutan namanya dicatut dalam Sipol dan telah mengajukan Formulir Tanggapan masyarakat ke KPU Kabupaten Halmahera Selatan, dan saat ini masih dalam proses.
“Walaupun Sidang Sengketa Pilkades sudah berjalan. Tapi saya berusaha dengan segala cara supaya dapat dikeluarkan dari Sipol karena yang saya ketahui, saya bukan bagian dari anggota Partai. Entah saat itu, yang mendaftarkan saya itu siapa sebagai anggota Partai PDI-P sampai sekarang kami belum tahu orangnya. Dia melanjutkan jika pemilihan ditingkat desa saja seperti ini, bagaimana dengan agenda-agenda politik yang lebih besar? Sangat tidak mendidik masyarakat.
Dengan menggendong anaknya yang baru lahir 2 Minggu itu, Natalia menyarankan, siapapun yang menang, itu merupakan pilihan masyarakat yang harus dihormati. Tapi kita perlu belajar banyak dari proses sengketa Pilkades ini. Tuan bupati, harus turun menyelesaikannya. Jika tidak, ini masuk pasar penilaian masyarakat banyak.
Sesungguhnya yang saya tau Pilkades adalah demokrasi desa, dan diakui oleh negara dengan segala keunikannya desa. Tapi hari ini di desa Lata-lata saya belajar, bahwa demokrasi hanya ada pada segelintir orang. Sambil mengusap air matanya, Natalya menyampaikan terimakasih untuk teman-teman media sudah membantu menginformasikan ke masyarakat luas terkait sngketa Pilkades di Halsel.
Perlu diketahui, bahwa Natalya Faici adalah salasatu Cakades perempuan yang berprofesi sebagai Bidan di desa Lata-lata, Kasiruta Barat. ("").