Ketua AMAN MALUT Yesaya Banari dan Pengurus Suku Tugutil Habeba Parson Bira. (Foto : Istimewah) |
Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Provinsi Maluku Utara, Yesaya Banari.
"Suku Tugutil dan adatnya suda berada sejak dahulu sebelum suku-suku lain yang ada di wilayah Wasile dan sekitarnya sehingga suku Tugutil tetap mempunyai adat sendiri dan tidak bisa dihilangkan," Kata Yesaya, melalui rilis yang diberikan kepada media ini, Sabtu (10/9) kemarin.
Bahkan, menurut Yesaya, bahasa suku Tugutil berbeda dengan bahasa-bahasa suku lainnya yang berada di Pulau Halmahera. Hingga tarian tradisional dan cara mencari makan pun berbeda dengan suku lain.
Disisi lain, Pengurus Suku Tugutil Habeba Parson Bira, meyakini orang yang berkomentar mengatasnamakan Kesultanan memiliki pemahaman yang salah tentang Suku Tugutil
"saya yakin oknum yang membawakan atas nama Kesultanan itu salah pemahaman mengenai adat istiadat Suku Tugutil," Kata Parson.
Suku Tugutil, menurut Parson, telah bangkit untuk melestarikan adat dan budaya leluhur. Ia lantas mempertanyakan alasan oknum-oknum kelompok masyarakat merasa terganggu dengan bangkitnya Suku Tugutil Habeba.
"Kami Suku Tugutil Habeba sangat menghormati dan sangat bangga dengan Kesultanan Tidore. Oleh sebab itu kami meminta oknum yang mengatas namakan Kesultanan memberikan klarifikasi sehingga menunjukkan marwah Kesultanan dimata publik," tutupnya. (Red)